WELCOME TO MY BLOG, DON'T FORGET TO LEAVE A COMMENT _ Selamat datang di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar... THANK YOU :)

Selasa, 03 Desember 2013

Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1293 Masehi. Munculnya Kerajaan Majapahit erat hubungannya dengan keruntuhan Kerajaan Singasa-ri. Tokoh yang berperan merintis Majapahit adalah Raden Wijaya.
a. Raden Wijaya dan lahirnya Majapahit
Pada waktu Kerajaan Singasari diserang Kediri, yang diserahi tugas untuk melawan serangan musuh adalah Raden Wijaya. Raden Wijaya adalah calon menantu Kertanegara. Dalam peperangan ini, Raden Wijaya dan pengikutnya kalah. Melihat Kerajaan Singasari sudah dikuasai musuh, maka Raden Wijaya bersama pengikutnya menyelamatkan diri. Pengikut Raden Wijaya antara lain Ranggalawe, Sora, dan Nambi. Pengembaraan Raden Wijaya dimulai dari Kapulungan kemudian ke Rabut Carat, selanjutnya ke Pamawatan, terus ke Trung lalu ke Kuloran dan Kembang Sri. Karena masih dikejar-kejar musuh, akhirnya Raden Wijaya menyeberangi Bengawan Berantas dan sampai di Desa Kudadu. Menurut cerita, pada saat menyeberangi Bengawan Berantas banyak pengikut Raden Wijaya hanyut atau tertawan musuh sehingga tinggal 12 orang. Di desa Kudadu, rombongan Raden Wijaya diterima penduduk setempat dan mendapat perlindungan. Para pengikutnya yang selamat menyarankan
agar Raden Wijaya meminta bantuan kepada Aria Wiraraja (Bupati Madura). Semula saran tersebut ditolak. Alasannya Wiraraja adalah teman Jayakatwang. Akan tetapi, atas desakan para pengikutnya dan jaminan Nambi (putera Wiraraja), akhirnya usul tersebut diterima. Raden Wijaya bersama pengikutnya diterima dan diperlakukan dengan hormat oleh Wiraraja. Setelah beberapa waktu lamanya, Raden Wijaya bersama pengikutnya yang masih setia dan Aria Wiraraja menyakinkan bahwa Raden Wijaya sudah takluk kepada Jayakatwang. Akhirnya, Raden Wijaya diterima mengabdi di Kediri. Selang beberapa lama kemudian Raden Wijaya memohon tanah Tarik (sekitar Mojokerto, Jawa Timur) untuk dijadikan daerah kedudukannya. Permintaan Raden Wijaya dikabulkan. Ia diberi bekal secukupnya untuk membuka hutan Tarik. Pada akhir tahun 1292, tentara Mongol mendarat di Tuban untuk menghancurkan Singasari. Pasukan Cina itu dipimpin Ike Mese, Kau Shing, dan Shih Pi. Dari Tuban, mereka menyusuri pantai menuju muara Sungai Pat-tsieh (barangkali Sungai Mas) terus ke Canggu. Kedatangan armada Cina ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya dan Aria Wi-raraja
untuk menyerbu Kediri.
Di Canggu, pasukan Cina bergabung dengan pasukan Raden Wijaya menuju Kediri untuk melawan Jayakatwang. Mereka tidak tahu bahwa Negara yang diserang sebenarnya telah mengalahkan Singasari. Karena serangan mendadak ini Kerajaan Kediri jatuh dan Jayakatwang gugur. Kemudian, tentara Raden Wijaya berbalik menyerang sisa-sisa tentara Cina. Serangan yang tibatiba itu menyebabkan tentara Tartar tidak dapat mengelak dan melawan sehingga kacau balau dan banyak yang terbunuh. Sedangkan yang masih hidup kembali ke negerinya dengan tangan hampa. Kekalahan tentara Tartar mengantarkan Raden Wijaya menjadi penguasa di Jawa Timur.
b. Pemerintahan Raden Wijaya
Pada tahun 1293 atau tahun Saka 1215, Raden Wijaya dinobatkan menjadi raja di Majapahit. Ia bergelar Sri Kertarajasa Jayawarddhana Anantawi- kramottunggadewa. Ia memegang tampuk pemerintahan didampingi keempat puteri Kertanegara. Keempat puteri Kertanegara itu adalah Putri Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuwaneswari, Sri Parameswari Dyah Dewi Narendraduhita, Sri Jayendradewi Dyah Dewi Praj-naparamita, dan Sri Rajendradewi Dyah Dewi Gaya-tri. Mereka diperistri oleh Raden Wijaya. Pengikut Raden Wijaya yang berjasa dalam perjuangan dan diangkat menjadi pejabat tinggi pemerintah di Kerajaan Majapahit. Mereka adalah sebagai berikut.
􀂐 Aria Wiraraja memperoleh kedudukan di daerah Jawa Timur di Lumajang dan Blambangan
sebagai Menteri Mahawiradikhara.
􀂐 Ronggolawe diangkat menjadi Bupati Tuban.
􀂐 Nambi diangkat sebagai Rakyan Mapatih Majapahit.
􀂐 Sora diangkat sebagai Rakyan Apatih menjabat Bupati di Kediri.
􀂐 Mpu Tancha diangkat sebagai tabib istana.
􀂐 Semi dan Kuti diangkat sebagai pejabat tinggi istana.

Dari pernikahannya dengan Tribhuaneswari, Raden Wijaya dianugerahi anak bernama Jayanegara. Jayanegara dikenal dengan nama Kala Gemet. Sebagai putera mahkota ia mendapat daerah Kediri. Dari pernikahan dengan Gayatri, Raden Wijaya memperoleh dua anak, yakni Tribhuanatunggadewi Jaya Wishnuwardhani yang menjadi raja Kahuripan (Bre Kahuripan) dan Rajadewi Maharaja yang menjadi raja Daha (Bre Daha). Pemimpin Ekspedisi Pamalayu yang datang membawa Dara Petak dan Dara Jingga diangkat menjadi panglima perang dengan nama Kebo Anabrang. Dara Petak kemudian diperistri oleh Raden Wijaya. Dara Jingga menjadi istri salah seorang pembesar Majapahit. Pengangkatan Kebo Anabrang tersebut menimbulkan pemberontakan dari orang-orang yang tidak puas, misalnya:
􀂐 Pemberontakan Ronggolawe pada tahun 1295. Pemberontakan ini dapat dipadamkan.
􀂐 Pemberontakan Lembu Sora pada tahun 1311.
􀂐 Pemberontakan Juru Demung pada tahun 1313.
􀂐 Pada tahun 1309, Raden Wijaya wafat. Ia dimakamkan di Candi Antapura.
a. Pemerintahan Jayanegara (1309 -1328)
Pengganti Kertarajasa adalah Jayanegara. Ia bergelar Sri Jayanegara. Jayanegara menghadapi masa-masa yang sulit karena timbulnya berbagai pemberontakan. Pemberontakan ini merupakan kelanjutan dari pemberontakan pada masa Raden Wijaya. Pemberontakan-pemberontakan tersebut antara lain:
􀂐 Pemberontakan Nambi (tahun 1316),
􀂐 Pemberontakan Semi (tahun 1318),
􀂐 Pemberontakan Kuti (tahun 1319).

Pemberontakan Kuti sangat berbahaya karena ibu kota Majapahit dapat diduduki. Jayanegara kemudian menyingkir ke Badander, dengan dikawal pasukan Bhayangkara yang dipimpin oleh Gajah Mada. Jayanegara mengungsi ke daerah Badander selama 15 hari. Akhirnya, pemberontakan Kuti berhasil ditumpas Gajah Mada dalam pertempuran di Badander. Kemudian Gajah Mada diangkat menjadi Patih Kahuripan. Ada tiga buah prasasti dari masa pemerintahan
Jayanegara, yaitu Prasasti Tuhanaru (tahun 1322), Prasasti Blambangan, dan Prasasti Blitar (tahun 1324). Raja Jayanegara wafat pada tahun 1328. Ia tidak mempunyai keturunan. Ia kemudian dicandikan di Silapetak dan Bubat dalam perwujudannya sebagai Wishnu dan di Kapopongan sebagai Budha Amogasidhi.
c. Pemerintahan Tribhuanatunggadewi (1328-1350)
Karena Jayanegara tidak mempunyai anak, maka yang paling berhak menggantikan kedudukannya adalah Gayatri. Karena dia sudah menjadi pertapa, tahta kerajaan diserahkan kepada puterinya yang bergelar Tribhuanatunggadewi Jayawishnuwardhani (Bhre Kahuripan). Tribhuanatunggadewi menikah dengan Kertawardhana. Dari pernikahan ini lahir Hayam Wuruk pada tahun 1334. Pada tahun 1331 terjadi pemberontakan yang disebut Pemberontakan Sadang. Perdana Menteri Majapahit waktu itu ialah Arya Tadah. Karena ratu sedang sakit, ia mengutus Gajah Mada untuk menumpas pemberontakan ini. Akhirnya, pemberontakan berhasil dipadamkan. Sebagai imbalan atas jasanya yang telah berhasil menumpas Pemberontakan Sadang, Gajah Mada diangkat menjadi Mangkubumi (Perdana Menteri) Majapahit menggantikan Arya Tadah. Ratu Tribhuana mengangkat Adityawarman (anak Kertarajasa dengan putri Melayu Dara Jingga) sebagai penasihat. Setelah dua puluh tahun memerintah, Ratu Tribhuana mengundurkan diri pada tahun 1350.
d. Pemerintahan Hayam Wuruk (1350-1389)
Hayam Wuruk menggantikan Tribhuana sebagai raja. Ia bergelar Rajasanegara. Hayam Wuruk didampingi oleh Gajah Mada sebagai Patih Hamangkubhumi. Pada masa ini, Majapahit mencapai puncak kejayaan atau masa keemasan. Selain Gajah Mada, tokoh-tokoh besar yang berperan mengantar Kerajaan Majapahit ke puncak jayanya adalah Laksamana Nala dan Adityawarman. Ketiga tokoh ini berjasa dalam melancarkan ekspedisi-ekspedisi pasukan Majapahit untuk menguasai daerah-daerah Nusantara, agar menjadi satu kesatuan wilayah di bawah naungan Kerajaan Majapahit. Penyatuan wilayah Nusantara menjadi satukesatuan wilayah di bawah Majapahit merupakan cita-cita Mahapatih Gajah Mada. Di depan siding lengkap para menteri, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa. Dalam sumpahnya, Gajah Mada bertekad untuk mempersatukan wilayah Nusantara di bawah panji Majapahit. Menurut kitab Negara Kertagama, daerah yang disebutkan dalam Sumpah Palapa adalah Gurun (Nusa Penida), Seram (Pulau Kowai di selatan Irian), Tanjung Pura/Tanjung Puri (Borneo), Haru (Aru, pantai timur Sumatra), Pahang (Malaya), Dompu (Pulau Sumbawa), Bali, Sunda (Jawa Barat/ Paja-jaran), Palembang (Sumatra Selatan), dan Tumasik (Singapura/Johor).

Kerajaan Majapahit juga mempunyai hubungan dengan negara-negara asing, di antaranya Siam, Darmanagara, Singanagari, Campa, dan Kamboja. Selain itu, Raja Hayam Wuruk juga memperhatikan bidang keagamaan dengan memberi perhatian terhadap tempat ibadat. Ia juga berusaha mempersatukan tiga aliran agama (Tripaksa) yakni Budha, Siwa, dan Wisnu. Masa pemerintahan Hayam Wuruk diwarnai oleh kerukunan hidup beragama seperti dilukiskan oleh Mpu Tantular dalam bukunya Sutasoma dengan kalimat “Bhinneka Tunggal Ika” (berbeda-beda tetapi satu atau keanekaragaman dalam kesatuan). Pandangan kesatuan dalam keanekaragaman tidak hanya meliputi kerukunan hidup beragama, tetapi juga cita-cita ingin mempersatukan Nusantara di bawah naungan Kerajaan Majapahit (bidang politik). Di masa Hayam Wuruk, bidang kesusasteraan sangat maju. Hal ini terbukti dengan adanya hasil karya pujangga besar waktu itu seperti berikut ini.
1) Kitab Negara Kertagama karangan Mpu Prapanca tahun 1365.
2) Arjuna Wiwaha karangan Mpu Tantular.
3) Selain Mpu Prapanca dan Mpu Tantular, Kertyasya dan Brahmaraja juga merupakan pengarang besar di zaman Majapahit.

Dalam rangka melaksanakan “Politik Nusantara” yang dicetuskan melalui Sumpah Palapa, satu
per satu daerah yang belum bernaung di bawah kekuasaan Majapahit ditaklukkan dan dipersatukan. Tidak hanya di lautan, tetapi di darat pun Majapahit mempunyai kekuasaan yang besar. Politik Nusantara ini berakhir pada tahun 1357 dengan terjadinya Perang Bubat antara Sri Bhaduga Maharaja (Raja Pajajaran) dan Majapahit. Menurut Kidung Sunda (Sundayana), Raja Hayam Wuruk bermaksud memperistri puteri Sri Bhaduga Maharaja Sunda bernama Dyah Pitaloka. Akan tetapi, maksud itu tidak dikehendaki Patih Gajah Mada dengan alasan Kerajaan Pajajaran belum takluk ke Majapahit. Oleh sebab itu, ketika puteri Pajajaran beserta pengiringnya datang ke Majapahit, mereka memperoleh penghinaan yang sangat me-rendahkan martabat. Atas kejadian ini, terjadilah peperangan antara Pajajaran dan Majapahit di Lapangan Bubat. Dalam peperangan, Sri Bhaduga Maharaja beserta pengiringnya gugur, sedangkan Dyah Pitaloka sendiri bunuh diri. Melihat peristiwa itu, Hayam Wuruk sangat sedih sedangkan Gajah Mada sendiri merasa bersalah. Tragedi tersebut, menurut Hayam Wuruk merupakan tanggung jawab sepenuhnya Patih Gajah Mada. Oleh karena itu, Hayam Wuruk memecat Gajah Mada dari jabatan Patih. Setelah gagal memperisteri puteri Sunda, Hayam Wuruk akhirnya memperisterikan Paduka Sori, puteri Wijayarajasa (paman Hayam Wuruk). Dari perkawinan ini diperoleh seorang puteri bernama Kusumawardhani. Kusumawardhani inilah yang menggantikan Hayam Wuruk menjadi raja. Selain itu, dari seorang selir Hayam Wuruk memperoleh seorang putera yang kelak menjadi penguasa di da-erah Wirabhumi dan bergelar Bhre Wirabhumi. Gajah Mada meninggal tahun 1346, sedangkan Hayam Wuruk wafat tahun 1389. Sepeninggal Gajah Mada, di Kerajaan Majapahit tidak ada patih yang memiliki kemampuan seperti Gajah Mada. Akhirnya, kerajaan mulai goncang dan mengalami kemunduran. Situasi semacam ini semakin diperburuk dengan munculnya perang saudara.
e. Runtuhnya Kerajaan Majapahit
Setelah Hayam Wuruk wafat, tahta Kerajaan Majapahit diduduki oleh menantunya yang bernama Wikramawardhana. Setelah dua belas tahun memerintah, Wikramawardhana mengundurkan diri (tahun 1400). Ia diganti oleh anaknya yang bernama Putri Suhita. Pengangkatan Suhita menimbulkan kericuhan karena tidak disetujui oleh Bhre Wirabhumi (anak Hayam Wuruk yang berasal dari selir). Maka terjadilah perang saudara antara Ratu Suhita dan Bhre Wirabhumi yang disebut Perang Paregreg pada tahun 1401-1406. Perang saudara ini menggoncangkan dan melumpuhkan kekuatan Kerajaan Majapahit. Peristiwa ini diketahui oleh Cina, sehingga Cina berusaha memikat raja-raja di luar Jawa untuk mengakui kekuasaannya. Ketika Kalimantan Barat pada tahun 1405 dikuasai oleh Cina, Majapahit tidak melakukan tindakan apa-apa. Oleh karena itu, berturut-turut raja-raja daerah melepaskan diri dari Majapahit. Misalnya, Palembang, Melayu, dan Semenanjung Malaka. Malaka berkembang menjadi pelabuhan dan kota dagang penting serta sudah beragama Islam di samping Kerajaan Samudera Pasai. Tidak diketahui secara persis kapan Majapahit runtuh. Menurut Kitab Pararaton, Majapahit runtuh pada tahun 1478 bersamaan dengan dibunuhnya Bhre Wirabhumi oleh tentara Kerajaan Demak. Pernyataan tersebut tidak benar karena baru tahun 1521 Kerajaan Islam Demak yang dipimpin Pati Unus menyerang Majapahit. Yang jelas pada tahun
1478, setelah perang saudara berlarut-larut Kerajaan Majapahit runtuh.
Faktor-faktor yang menyebabkan Kerajaan Majapahit runtuh antara lain sebagai berikut.
1) Di Majapahit tidak ada lagi pemerintahan yang kuat setelah wafatnya Gajah Mada dan Hayam Wuruk.
2) Terjadinya perang saudara antara Ratu Suhita dan Bhre Wirabhumi yang disebut Perang Paregreg.
3) Daerah-daerah bawahan Kerajaan Majapahit banyak yang melepaskan diri.
4) Armada Cina datang di bawah pimpinan Laksamana Cheng-Ho.

5) Agama Islam mulai berkembang di Pulau Jawa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar