WELCOME TO MY BLOG, DON'T FORGET TO LEAVE A COMMENT _ Selamat datang di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar... THANK YOU :)

Selasa, 03 Desember 2013

Warisan Budaya Bercorak Islam

Abad ke-15 dan ke-17 merupakan masa puncak perkembangan pengaruh Islam di Indonesia. Pe-ngaruh itu tidak saja berlangsung dalam bidang religi (agama), tetapi juga dalam bidang politik dan sosial-budaya. Perkembangan pengaruh Islam di Indonesia dapat kita ketahui dari berbagai pening-galan sejarah bercorak Islam, seperti masjid, kera-ton, nisan, kaligrafi, dan karya sastra.
A. Masjid
Masjid-masjid kuno di Indonesia bentuknya masih menunjukkan gaya Indonesia asli. Atapnya menggunakan atap tumpang (bersusun) yang jum-lahnya tiga atau lima susun, seperti terdapat pada Masjid Demak, Masjid Sendang Duwur, Masjid Agung Banten, Masjid Agung Palembang, dan Masjid Baiturrahman di Aceh. Sebagian masjid-masjid kuno di Jawa dilengkapi gapura seperti yang ada pada keraton atau candi. Bahkan, menara Mas-jid Sunan Kudus yang dibangun pada abad ke-16 bentuknya menyerupai Candi Langgam di Jawa Timur. Dengan demikian, pengaruh Hindu pada tem-pat peribadatan Islam tetap ada. Hal itu bisa terjadi karena beberapa kemungkinan, Pengaruh itu disengaja, agar para pemeluk Is-lam tingkat pemula tidak terlalu asing dengan tempat ibadat yang baru. Karena teknik membuat bangunan yang diku-asai hanya warisan dari ajaran Hindu.
Masjid yang berada di Indonesia biasanya di-lengkapi dengan bedug dan kentongan. Kedua alat ini adalah warisan budaya nenek moyang dari zaman prasejarah. Pada masa itu, bedug dan ken-tongan digunakan sebagai alat panggil masyarakat. Misalnya, saat kepala suku menginginkan rak-yatnya berkumpul atau orang tua menginginkan anaknya yang di sawah agar segera pulang.
Pada mulanya, masjid di Indonesia tidak dilengkapi dengan menara. Suara adzan yang dikumandangkan jangkauannya sangat terbatas. Se-mentara itu, banyak warga yang bekerja jauh dari tempat tinggalnya, misalnya di sawah atau di ladang. Untuk mengatasi hal itu dipakailah bedug dan kentongan. Biasanya alat ini dibunyikan lebih dahulu, baru kemudian dikumandangkan adzan.
B. Keraton
Keraton artinya tempat tinggal ratu atau raja. Dari tempat tinggalnya itu, seorang ratu atau raja mengendalikan roda pemerintahan kerajaan. Jadi, keraton adalah pusat pemerintahan. Rumah atau bangunan tempat tinggal raja disebut istana. Seni bangunan masjid dan keraton di Indone-sia mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan bentuk arsitektur di negara Islam lain. Hal itu bisa terjadi karena yang membuat bangunan terse-but adalah bangsa Indonesia sendiri. Disamping memeluk agama Islam, mereka juga masih dise-mangati oleh kebudayaan tradisional. Jadi, seni bangunan berupa masjid dan keraton merupakan perpaduan antara kebudayaan tradisional dan ke-budayaan Islam.
Di berbagai daerah di Indonesia banyak istana peninggalan zaman Islam, seperti Istana Maimun (Deli), Istana Sultan Riau Lingga, Istana Sultan Ter-nate, Istana Pagaruyung (Sumatera Barat), Keraton Cirebon, Keraton Surakarta, Keraton Yogyakarta, Istana Mangkunegaran, dan Istana Raja Gowa.
C. Nisan dan kompleks makam
Nisan adalah batu atau kayu yang terdapat pada makam dan berfungsi sebagai tanda kubur. Pada batu nisan peninggalan Islam ada hiasan ukir-ukiran dan kaligrafi. Bentuk nisan ada yang seder-hana dan ada yang diukir dengan pahatan sangat indah. Pada bagian depan nisan dipahatkan tulisan dengan huruf Arab. Tulisan-tulisan pada batu ni-san biasanya menerangkan tahun wafat dan riwa-yat singkat orang yang dimakamkan. Batu-batu nisan peninggalan sejarah Islam di In-donesia antara lain adalah: nisan makam Fatimah binti Maimun di desa Leran (Gresik), nisan Malik al-Saleh di Lhokseumawe (Aceh), nisan Ratu Nahrasiyah di Sam-udera Pasai, nisan Maulana Malik Ibrahim di Gresik, batu nisan di Troloyo (Jawa Timur).
D. Seni Kaligrafi
Kaligrafiatau Khot adalah menulis indah dan disusun dalam aneka bentuk menarik dengan meng-gunakan bahasa Arab. Dalam dunia Islam, kaligrafiterdiri atas petikan ayat-ayat suci Al Qur’an. Ben-tuknya beraneka macam, dari yang sederhana, ber-bentuk tulisan mendatar, sampai bentuk yang rumit seperti sebuah lingkaran, segitiga atau mem-bentuk suatu bangun tertentu seperti masjid.Seni kaligrafiIslam berkembang pesat karena agama Islam melarang melukis makhluk hidup se-hingga para pelukis Islam mencurahkan bakat lukisannya pada seni kaligrafi. Beraneka ragam hias kaligrafi dapat kita temukan pada dinding masjid, keramik, keris, batu nisan, dan berbagai hiasan di rumah-rumah.
E. Karya sastra
Dalam dunia Islam sastra mendapat tempat yang terhormat. Ini berkaitan dengan tradisi tulis-menulis yang dijunjung tinggi masyarakat Islam. Peninggalan karya sastra yang bercorak Islam di Indonesia mengambil bentuk hikayat, suluk, syair, kitab sejarah, ajaran agama, dan sejarah.Contoh karya sastra berbentuk hikayat adalah Hikayat Hamzah, Hikayat Jauhar Manikam, Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Raja-raja Pasai.Kitab Suluk contohnya Syair Perahudan Syair Si Burung Pingai (Hamzah Fansuri), Suluk Wijil(Sunan Bonang),Suluk Suka Rasa, dan Suluk Kaderesan.Contoh karya sastra yang berbentuk syair, misalnya: Syair Abdul Muluk, Gurindam Dua Belas.

Contoh karya sastra yang berbentuk sejarah adalah Sejarah Melayukarya Tun Muhammad. Contoh karya sastra berisi ajaran agama ada-lah Tajus Salatinatau Mahkota Segala Rajakarya Bu-khari al Jauharidari Aceh, tahun 1603 M.Contoh karya sastra yang mencampur unsur sejarah dan ajaran agama Islam misalnya kitab Bus-tanus Salatina, karya Nuruddin ar-Raniri. Contoh karya-karya sastra peninggalan Islam berupa surat menyurat dan dokumen kerajaan, misalnya: Adat Mahkota Alam karya Sultan Iskandar Muda,Kitab Salokantara karya Sultan Trenggana

2 komentar: