Pelayaran dan
perdagangan di Maluku men-jadi maju karena pelabuhan Ternate dan Tidore ramai
disinggahi para pedagang dari dalam dan luar negeri seperti dari Jawa, Malaka,
Cina, Arab, Persia, dan Turki. Pada abad ke-15, agama Islam ber-kembang pesat
di Maluku. Penyebar agama Is-lam di Maluku adalah pedagang dan ulama adalah Gresik
dan Tuban.
Di antara
kerajaan-kerajaan yang ada di Malu-ku, Ternate adalah kerajaan yang paling
berkem-bang. Ternate menjadi kerajaan Islam setelah Zaenal Abidinmasuk Islam.
Pada abad ke-16 (1521), Ternate bekerja sama dengan Tidore. Sementara itu,
terjadi persaingan antara bangsa Portugis dan Spanyol untuk memperebutkan
daerah sumber rempah-rempah tersebut.
Menghadapi
monopoli perdagangan Eropa di Maluku, antara Ternate dan Tidore timbul
persa-ingan. Akhirnya, terbentuklah persekutuan daerah masing-masing. Ternate
membentuk persekutuan Uli Lima (Persekutuan
Lima Bersaudara), meliputi Pulau Ternate, Bacan, Seram, Obi, dan Ambon. Sedangkan,
Tidore membentuk persekutuan Uli Siwa(Persekutuan Sembilan Saudara), meliputi
Pulau Makyan, Jailolo (Halmahera), dan pulau-pulau yang terletak antara daerah
tersebut sampai Irian Barat. Ternate bersekutu dengan Portugis. Tidore bersekutu
dengan Spanyol.
Selain
memonopoli perdagangan, Portugis juga terlalu ikut campur urusan dalam negeri
dan me-nyebarkan agama Katolik dengan cara yang tidak simpatik.
Tindakan-tindakan Portugis yang demi-kian menimbulkan perlawanan.Sultan
Hairun(1550-1570) adalah salah satu Sultan Ternate yang menantang Portugis. Ia
ditang-kap oleh De Mesquita, Gubernur Portugis di Malu-ku. Pada tahun 1570,
Sultan Hairun dibunuh oleh pihak Portugis.
Perjuangan
rakyat Maluku tidak sia-sia karena akhirnya Portugis mengalihkan kekuasaannya
ke Timor bagian timur. Raja-raja yang pernah memer intah di kerajaan Ternate
antara lain Zainal Abidin, Sultan
Tabaraji, Sultan Hairun (1550-1570), dan Sultan Baabullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar