Prasejarah adalah zaman sebelum
sejarah atau zaman sebelum manusia mengenal tulisan. Zaman
prasejarah dalam bahasa Sanskerta
disebut de-ngan istilah nirleka. Kata nirleka sendiri berasal
dari dua kata, yakni nir yang artinya tidak atau tidak ada, dan kata leka
yang berarti tulisan. Dengan demikian, yang dimaksud dengan zaman prasejarah
adalah zaman tidak atau belum adanya tulisan. Jika kita mempelajari
zaman yang belum mengenal tulisan, maka yang kita pelajari adalah benda-benda
atau fakta yang tidak berkaitan dengan tulisan. Ini berarti kita meneliti,
menafsirkan, dan memahami peristiwa-peristiwa penting di masa lampau yang
berhubungan dengan kehidupan manusia purba hanya dengan meneliti dan
mempelajari peninggalan-peninggalan kuno (benda-benda hasil
kebudayaan material) yang mereka hasilkan. Memahami zaman prasejarah dan
kehidupan manusia purba pada zaman ini dapat kita lakukan dengan meneliti
benda-benda purba kala hasil pe-ninggalan manusia purba itu sendiri, misalnya
fosil dan artefak. Apa
yang dimaksud dengan kedua pe-ninggalan kepurbakalaan ini dapat diuraikan
seca-ra singkat berikut ini.
a. Fosil
Fosil berasal dari kata
Bahasa Latin fodere yang artinya menggali. Kata fosil dalam ilmu
arkeologi dimengerti sebagai sisa, bekas, atau cetakan kehidupan masa lampau di
bumi. Pada abad per-tengahan fosil diartikan sebagai apa saja yang digali dari
dalam tanah, baik itu sisa tumbuh-tum-buhan, hewan, maupun batuan-batuan yang
aneh. Paleontologi, yakni cabang geologi dan biologi yang mempelajari kehidupan
purba di bumi, membatasi fosil hanya pada bukti yang dapat diraba dari tumbuhan
dan hewan purba yang telah punah. Fosil dalam ilmu sejarah dipahami sebagai sisa-sisa
tulang belulang hewan dan manusia purba yang sudah membatu. Sebagai peninggalan
masa lampau, fosil sangat penting artinya dalam studi-studi kesejarahan. Fosil
memiliki nilai utama sebagai rekaman yang tidak dapat diragukan mengenai
kehidupan dari zaman ke
zaman di bumi ini. Sebenarnya dengan mempelajari fosil kita tidak hanya memahami kehidupan dari zaman ke
zaman di muka bumi ini. Pada saat yang sama kita juga belajar bagaimana
kehidupan tersebut berevolusi dari kehidupan yang sederhana ke yang lebih
rumit. Itu berarti fosil menyajikan bukti-bukti yang dapat mendukung teori
evolusi.
b. Artefak
Artefak adalah benda-benda
seperti alat/perkakas, senjata, dan perhiasan yang menunjukkan taraf
perkembangan kebudayaan manusia purba. Artefak dapat dibuat dari bahan batu,
tulang, logam, kayu, dan sebagainya. Menurut fungsinya, artefak dapat
dikelompokkan menjadi tiga, seperti berikut.
1. Artefak yang berfungsi
teknis, misalnya kapak batu.
2. Artefak yang berfungsi
sosial, misalnya bendabenda perhiasan.
3. Artefak yang berfungsi
keagamaan, misalnya arca.
Dari pemahaman mengenai
apa itu artefak kita langsung mengerti bahwa manusia prasejarah berusaha
mempertahankan hidup mereka dengan menciptakan kebudayaan material. Berhadapan
dengan tantangan alam, manusia prasejarah mengubah benda-benda material menjadi
alat yang dapat mereka pakai untuk mempertahankan hidup. Itu berarti kita
sedang berbicara mengenai kebudayaan manusia purba. Benda-benda purbakala yang
diubah menjadi alat tersebut mereka gunakan untuk berburu, bercocok tanam,
memasak, dan sebagainya. Di sini kita juga mengerti bahwa kebudayaan manusia
purba semakin lama semakin canggih dan modern. Mereka mulai menciptakan alat
yang paling sederhana. Misalnya membuat alat-alat berburu atau bercocok tanam
dari serpihan batu sampai kemampuan membuat alat-alat dari logam. Inilah
sebabnya mengapa kemudian disimpulkan bahwa hasil karya manusia pada zaman
prasejarah mencapai puncaknya pada saat sudah mulai ditemukan dan dikenal
teknik peleburan dan penuangan logam. Dengan teknologi ini manusia prasejarah
dapat membuat berbagai macam alat dari logam, mulai dari alat-alat untuk
bercocok tanam dan berburu sampai alat-alat perhiasan dan alatalat yang dipakai
dalam pemujaan arwah nenek moyang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar