Manusia yang pernah hidup
di dunia ternyata meninggalkan jejak. Jejak-jejak manusia purba telah ditemukan
di berbagai negara oleh para ahli purbakala (arkeolog). Untuk mengetahui
perkembangan kehidupan manusia purba pada zaman prasejarah atau pada masa
lampau, para ahli mengadakan penelitian dengan melakukan penggalian-penggalian.
Dalam penelitian itu, mereka dibantu ilmu purbakala (arkeologi). Dari berbagai hasil
penggalian, para ahli purbakala menemukan fosil dan artefak.
Fosil, entah dari
tumbuhan, hewan, atau manusia dapat ditemukan di setiap lapisan tanah yang terbentuk
dalam zaman tertentu. Fosil yang ditemukan pada lapisan tanah tersebut dapat
menjadi ciri suatu lapisan kulit bumi. Fosil yang menginformasikan atau memberi
petunjuk kepada kita mengenai kehidupan manusia purba pada lapisan tertentu
disebut fosil pandu. Berdasarkan fosil tersebut, para arkeolog dapat mengetahui
keberadaan dan tingkat peradaban manusia purba. Misalnya, ukuran tubuh, isi
otak, tingkat kecerdasan, dan cara berjalan.
A. Jenis-jenis manusia
purba di Indonesia
Setelah abad 18, banyak
arkeolog dari luar negeri yang mengadakan penelitian tentang manusia purba di
Indonesia. Hasil temuan para ahli tersebut berupa fosil-fosil, antara lain
sebagai berikut.
1. Meganthropus Palaeo
Javanicus
Fosil ini merupakan jenis
manusia purba yang paling primitif di Indonesia. Di temukan oleh G.H.R.
Von Koenigswald pada tahun 1914 di desa Sangiran di lembah Bengawan
Solo. Dari fosil yang ditemukan (berupa rahang bawah dan atas yang kuat, tulang
pipi yang tebal dan geraham yang besar) diperkirakan jenis ma-nusia purba
tersebut memiliki tubuh yang besar dan kuat. Diduga manusia ini hidup pada
zaman paleolitikum (2 - 1 juta tahun yang lalu). Makanan-nya terutama dari
tumbuh-tumbuhan yang tidak diolah. Ciri-ciri Meganthropus Paleojavanicus adalah
sebagai berikut.
a. Berbadan tegap dengan
tonjolan tajam di belakang kepala.
b. Bertulang pipi tebal,
dengan tonjolan kening yang mencolok.
c. Tidak memiliki dagu.
d. Memiliki otot kunyah,
gigi, serta rahang yang besar dan kuat.
e. Makanannya adalah
tumbuh-tumbuhan.
2. Pithecanthropus
Pithecanthropus merupakan fosil manusia
yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Jenis-jenis pithecanthropus antara
lain:
Pithecanthropus
mojokertensis
Pithecanthropus
mojokertensis merupakan jenis pithecanthropus yang tertua dan diduga
berbadan tegap, bentuk wajah menonjol ke muka, dan otot tengkuknya
kokoh. Mereka diperkirakan hidup 2,5—1,5 juta tahun yang lalu dan memakan tumbuhan
yang belum dimasak. Fosil ini ditemukan oleh G.H.R Von Koenigswald pada
tahun 1936 di dekat Mojokerto.
Pithecanthropus
Erectus. Ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1900 di desa
Trinil.
Pithecanthropus
Robustus. Ditemukan pada tahun
1936 di Sangiran, Bengawan
Solo oleh G.H.R. Von Koenigswald. Fragmen yang ditemukan berasal
dari pithecantropus yang sudah dewasa sehingga dinamakan Pithecantropus
Robustus.
Ciri-ciri Pithecanthropus
Erectus adalah sebagai
berikut.
a. Tinggi tubuhnya
kira-kira 165–180 cm.
b. Badan tegap, namnun
tidak setegap Meganthropus.
c. Tonjolan kening tebal
dan melintang sepanjang pelipis.
d. Otot kunyah tidak
sekuat Meganthropus.
e. Hidung lebar dan tidak
berdagu.
3. Homo Soloensis
Homo Soloensis berarti manusia dari Solo,
ditemukan oleh G.H.R. Von Koenigswald dan Weidenreich
pada tahun 1931-1934 di lembah Bengawan Solo, yaitu daerah Ngandong,
Sambungmacan, dan Sa-ngiran (Sragen).
4. Homo Wajakensis
Homo Wajakensis berarti manusia dari
Wajak. Fosil ini ditemukan oleh van Rietschoten pada tahun 1889
di Wajak, dekat Kota Tulungagung. Temuan ini diselidiki oleh Eugene
Dubois.
5. Homo Sapiens
Homo Sapiens berarti manusia cerdas.
Manusia ini sudah seperti keadaan manusia sekarang. Yang berbeda hanya
kebudayaannya. Penamaan fosil-fosil yang ditemukan tersebut
didasarkan pada:
Hasil rekonstruksi bentuk
fisik. Misalnya Meganthropus Palaeojavanicus, yakni manusia raksasa (besar)
dari pulau Jawa.
Tempat
ditemukannya fosil tersebut. Misalnya
Homo Wajakensis, yakni manusia dari
Wajak.
Homo sendiri memiliki
ciri-ciri sebagai berikut.
a. Memiliki tinggi badan
130-210 cm.
b. Otak lebih berkembang
daripada Meganthropus dan Pithecanthropus.
c. Otot kunyah, gigi, dan
rahang sudah menyusut.
d. Tonjolan kening sudah
berkurang dan sudah memiliki dagu.
e. Mempunyai ciri-ciri
rasa Mongoloid dan Austramelanosoid.
f. Makanannya bervariasi,
yakni tumbuh-tumbuhan dan daging yang berasal dari hewan hasil buruan.
B. Pola hidup manusia
purba
Berdasarkan penelitian
terhadap benda-benda prasejarah, maka dapat diketahui cara hidup manusia pada zaman
dahulu. Mula-mula manusia hidup mengembara, mereka tidak mempunyai tempat
tinggal tetap. Dengan kata lain, mereka selalu berpindah-pindah (nomaden) untuk
mencari tempat yang memiliki cukup persediaan makanan dan air, serta aman dari
gangguan. Karena keterbatasan fisik serta kemampuan otak yang rendah,
menyebabkan kehidupan manusia purba sangat tergantung pada alam. Oleh sebab itu
untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, mereka harus mengumpulkan (meramu)
makanan dan berburu. Pola hidup yang hanya tergantung pada ketersediaan makanan
oleh alam ini disebut food gathering.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar