Kerajaan
Cirebon bertetangga dengan Keraja-an Banten dan Kerajaan Mataram. Berdasarkan penulisan
sejarah tradisional, Kerajaan Cirebon didirikan oleh Fatahillah (Sunan Gunung
Jati). Ia adalah salah seorang dari Wali
Songo. Menurut sumber sejarah Banten, Fatahillah
disebut Fale-tehanatau Tagaril.
Pada abad
ke-16, Cirebon merupakan daerah kekuasaan Pakuan Pajajaran. Fatahillah
dapat me-rebut Cirebon dari kekuasaan Pakuan Pajajaran. Fa-tahillah menjadikan
Cirebon sebagai daerah Islam dan kemudian mendirikan kerajaan Islam. Fatahillah merupakan pelopor dan penyebar agama
Islam, serta sebagai raja pertama Kerajaan Cirebon. Oleh karena itu, ia dijuluki
sebagai Pandita Ratu. Pada masa pemerintahan
Fatahillah, penye-baran agama Islam mendapat perhatian yang isti-mewa, sehingga
agama Islam berkembang dengan pesat di Cirebon.
Antara Kerajaan
Cirebon dan Kerajaan Mataram terjalin hubungan yang baik, sehingga Mata-ram
tidak menaklukkan Kerajaan Cirebon. Pada-hal pada masa itu Mataram yang dipimpin
oleh Seno-pati
Ingalaga(1588 - 1601) mencapai puncak kejaya-an dan hampir seluruh Jawa
menjadi bawa-hannya. Raja-raja
Mataram tidak ingin menguasai Cire-bon, karena beberapa alasan berikut.
-
Cirebon telah lebih dulu memeluk agama Islam sehingga
dianggap paling tua.
-
Raja-raja Cirebon merupakan keturunan Sunan Gunung
Jati yang dianggap suci.
-
Cirebon digunakan sebagai penghubung antara Mataram
dan Banten.
-
Panembahan
Ratu(Raja Cirebon) dianggap sebagai guru Sultan Agung(Raja
Mataram).
Pada tahun
1570, Fatahillahwafat dan dima-kamkan di Bukit Jati atau Gunung Jati. Itulah
sebab-nya kemudian ia terkenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati. Ia digantikan
oleh Pangeran Paserean. Kedudukan Cirebon menjadi sulit ketika
Jayakarta diduduki oleh VOC. Akhirnya tahun 1679,
kerajaan Cirebon pecah menjadi Kasepuhan dan
Kanoman. Kemudian, Kanoman pecah lagi menjadi
Kacire-bonan. Pada abad ke-17, kerajaan Cirebon menjadi daerah kekuasaan VOC yang
terdiri dari Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar