Kerajaan Pajang muncul di
tengah-tengah perang saudara memperebutkan tahta Kerajaan Demak. Setelah Sultan
Prawata meninggal, Jaka Tingkir (Adipati Pajang)
mengangkat diri menjadi sultan pewaris Demak. Jaka Tingkir juga dikenal sebagai
Mas Karebet atau Panji Mas. Pada tahun 1568, Hadiwijaya
naik tahta menjadi Sultan Pajang. Istananya terletak di daerah
Boyolali, Jawa Tengah. Pusaka Kraton Majapahityang tersimpan di Demak
dipindahkan ke Istana Pajang. Hal ini
berarti pusat kerajaan pindah dari Demak yang dekat dengan pantai ke pedalaman
yang agraris. Sultan Hadiwijaya menyerang Arya Penangsang di Jipang. Dalam
pasukan Pajang tersebut turut serta Ki Ageng Pemanahan (Ki Ageng
Mataram). Danang Sutawijaya (putera Pemanahan) ikut juga dalam pasukan
Pajang itu. Dalam sebuah pertempuran, Sutawijaya berhasil membunuh Arya Penangsang.
Dengan wafatnya Arya Penangsang,
Pajang menjadi kerajaan paling kuat dan mewarisi kekuasaan Demak. Sedangkan,
Kerajaan Demak semakin merosot. Arya Pangiri (menantu Sultan),
diangkat sebagai bupati di Demak. Daerah-daerah yang memberikan pengakuan atas
kekuasaan Pajang, antara lain: Demak, Pati, Tuban, Surabaya, Madiun, Blitar,
Pemalang, Kra-pyak, dan Kedu Selatan. Tiap wilayah ini diperin-tah oleh seorang
bupati. Ki Ageng Pemanahan (Ki Ageng Mataram) diangkat menjadi bupati Mataram.
Sutawijaya (Raden Bagus atau Raden Ngabei
Loring Pasar) di-pungut sebagai anak angkat oleh Sultan Hadiwija-ya. Ia dibesarkan
di dalam istana bersama Pange-ran Benawa (putera
mahkota).
Pada tahun 1575, Ki Ageng Pemanahan
meninggal, dan dimakamkan di makam Pasar Gede. Sultan Hadiwijaya memilih Sutawijaya
menggantikan Ki Ageng Pemanahan menjadi semacam bupa-ti/petinggi Mataram. Pada
tahun 1582, Sultan Hadiwijaya mangkat. Kerabat Keraton Demak, khususnya trah (keturunan)
Trenggana, mengangkat Pangeran Arya Pangiri sebagai Sultan Pajang.
Namun, usaha ini ditentang oleh rakyatnya. Pangeran Benawa (pewaris tahta) minta
bantuan kepada Sutawijaya untuk mengusir Arya Pangiri dan mengembalikannya ke
Demak sebagai bupati. Pangeran Benawa merasa tidak mampu memegang tampuk
pemerintahan Kerajaan Pajang. Oleh karena itu, mahkota kerajaan diserahkan kepada
Sutawijaya. Dengan demikian, tamatlah riwayat Kerajaan Pajang (tahun 1586) dan
selanjutnya
timbul Kerajaan Mataram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar