WELCOME TO MY BLOG, DON'T FORGET TO LEAVE A COMMENT _ Selamat datang di blog saya, jangan lupa tinggalkan komentar... THANK YOU :)

Selasa, 03 Desember 2013

Kerajaan Tarumanegara

Kira-kira pada abad ke-5 Masehi, di daerah Jawa Barat terdapat kerajaan bernama Tarumanegara. Raja yang memerintah bernama Purnawarman. Nama Tarumanegara berasal dari kata tarum yang artinya nila. Kata tarum itu sendiri juga digunakan untuk nama sungai yang ada di Jawa Barat yaitu Sungai Citarum. Kemungkinan besar pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanegara berlokasi di wilayah Bekasi atau Bogor. Keterangan tentang Kerajaan Tarumanegara didapat dari berita Cina dan prasasti-prasasti peninggalan Tarumanegara.
a. Berita Cina
Berita Cina yang menyebut Tarumanegara berasal dari masa pemerintahan Dinasti Tang dan
Dinasti Sung, serta catatan seorang tokoh bernama Fahien.
1. Catatan Dinasti Sung dan Dinasti Tang
Berita dari Cina yang berasal dari Dinasti Sung menyatakan bahwa pada tahun 528 dan 535 ada utusan datang dari Tolomo yang terletak di sebelah selatan. Pada tahun 666 dan 667, ada berita dari dinasti Tang yang mengatakan bahwa ada utusan yang datang dari Tolomo, yang letaknya di tenggara. Kemungkinan besar yang dimaksud dengan Tolomo adalah Tarumanegara.
2) Catatan Fa Hien
Fa Hien adalah seorang Cina yang beragama Budha. Ia memberitakan bahwa masyarakat Ye Po Ti hidup dari pertanian. Penduduknya sudah ada yang beragama Hindu. Menurut para ahli sejarah, Ye Po ti adalah Jawadwipa atau Pulau Jawa (= Jawa Barat). Setelah Fa Hien tinggal di Pulau Jawa selama lima bulan barulah ia melanjutkan perjalanannya ke Cina.
b. Prasasti
Salah satu peninggalan dari masa Kerajaan Tarumanegara adalah beberapa prasasti. Prasasti-prasasti tersebut ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti-prasasti yang menyatakan keberadaan Kerajaan Tarumanegara adalah sebagai berikut.
1. Prasasti Ciaruteun
Prasasti ini sebelumnya dikenal dengan nama Prasasti Ciampea, terletak di pinggir Sungai Ciaruteun. Pada Prasasti Ciaruteun terdapat lukisan laba-laba dan telapak kaki yang dipahatkan di atas hurufnya. Pada Prasasti Ciaruteun juga terdapat syair yang berbunyi: “Ini bekas dua kaki yang seperti kaki dewa Wisnu, ialah kaki yang mulia Purnawarman, raja negeri Taruma, yang gagah berani di dunia.”
2. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti ini sering disebut Prasasti Telapak Kaki Gajah. Prasasti ini terletak di Kampung Muara
Hilir, Cibungbulang. Pada prasasti ini ada dua tapak kaki gajah. Telapak kaki gajah ini disamakan dengan telapak gajah Airawata (gajah kendaraan Dewa Wisnu). Terjemahan prasasti tersebut, an-tara lain berbunyi:
“Di sini nampak sepasang telapak kaki … yang seperti Airawata, gajah penguasa Taruma, yang agung dan ... kejayaan.”
3. Prasasti Tugu
Prasasti ini ditemukan di Desa Tugu, Cilincing, Jakarta Utara. Prasasti Tugu berisi puisi yang dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang secara melingkar. Prasasti Tugu merupakan prasasti yang memuat tulisan terpanjang. Purnawarman dilambangkan sebagai seorang yang gagah berani dan sakti mandraguna. Ia memerintahkan rakyatnya untuk menggali saluran raksasa sepanjang 6112 tombak (11 km). Saluran itu diberi nama Gomati. Pekerjaan penggalian dilakukan dalam waktu 21 hari. Setelah selesai diadakan selamatan. Dalam selamatan itu, Raja Purnawarman memberikan hadiah 1000 ekor sapi kepada para brahmana. Prasasti Tugu juga menyebutkan penggalian sungai yang dinamai Candrabaga.
4. Prasasti Pasir Awi
Prasasti ini sering disebut juga Prasasti Batu Keriting karena ditulis dengan huruf ikal. Prasasti ini belum dapat dibaca. Prasasti Pasir Awi terletak di muara Sungai Cianten.
5. Prasasti Cidanghiang
Prasasti ini disebut Prasasti Lebak. Prasasti ini ditemukan pada tahun 1947 di Kampung Lebak, di tepi Sungai Cidanghiang, Banten. Prasasti Cidanghiang bertuliskan huruf Pallawa.
6. Prasasti Kebon Jambu
Prasasti Kebon Jambu ditemukan di Gunung Kapur Cikaniki, Bogor. Prasasti ini juga disebut Prasasti Pasir Koleangkak. Pada prasasti ini dijumpai nama negara dan kalau dibaca berbunyi tarumayam. Prasasti ini berisi sanjungan kebesaran, kegagahan, dan keberanian Raja Purnawarman. Dari prasasti-prasasti yang ditemukan, para ahli menyimpulkan bahwa kehidupan keagamaan kerajaan Tarumanegara mayoritas beragama Hindu. Ada juga yang beragama Budha dan agama asli. Sedangkan mata pencaharian utama masyarakatnya adalah bertani. Hal ini diungkapkan secara jelas dalam prasasti Tugu. Selain itu, ada pelayaran dan perdagangan. Selain prasasti, ditemukan juga arca-arca sebagai bukti keberadaan Kerajaan Tarumanegara, seperti:
􀂐 Arca Rajasari diperkirakan berasal dari daerah Jakarta.
􀂐 Arca Wishnu Cibuaya I, sekalipun berasal dari abad ke-7 M, tetapi arca ini dapat dijadikan pelengkap dari Prasasti Purnawarman.
􀂐 Arca Wishnu Cibuaya II ditemukan di Desa Cibuaya.


Bagaimana kerajaan Tarumanegara ini dapat berakhir? Tidak ada alasan yang pasti. Kemungkinan besar kerajaan Tarumanegara runtuh akibat serangan kerajaan Sriwijaya. Hal ini terjadi setelah berakhirnya pemerintahan Purnawarman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar